Selasa, 29 Maret 2016

makalah tentang budaya dan lingkungan organisasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Organisasi yang ada di negara Indonesia ini sangat bervariasi baik dalam hal ruang lingkup, ukuran maupun peraturan di dalamnya. Hal tersebut sangat memengaruhi program kerja yang akan dijalankan oleh organisasi. Setiap organisasi harus mengetahui lingkungan sekitarnya, baik lingkungan dari dalam maupun dari luar agar organisasi tersebut dapat bertahan dan mencapai tujuan sesuai dengan targetnya.
            Setiap organisasi juga pasti memiliki tradisi atau budaya yang unik dan berbeda dari organisasi lainnya. Misalnya pada universitas, biasanya memiliki ritual perguruan tinggi seperti orientasi mahasiswa baru, perkumpulan mahasiswa-mahasiswa baik di dalam maupun di luar kampus yang pasti memiliki acara masing-masing. Biasanya ada universitas yang sangat mengutamakan agama dan membuat program bimbingan agama untuk mahasiswanya di universitas. Praktik-praktik tertentu dan program magang di perusahaan juga memberi ciri mayoritas perguruan tinggi.
            Hal ini memberikan penjelasan bahwa inti dari kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis dan latar belakang individu. Melainkan budaya dalam organisasi adalah suatu cara hidup di dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi mencakup emosional dan psikologis setiap anggota organisasi seperti semangat kerja karyawan, sikap dan tingkat produktivitasnya. Budaya organisasi juga mencakup tindakan, rutinitas dan percakapan seluruh warga organisasi.
            Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil oleh organisasi. Sebagai seorang manajer tidak hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern, melainkan juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern.
            Seluruh manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang dikelolanya. Manajer perlu emmpertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan, risiko-risiko maupun ancaman-ancaman yang mempunyai pengaruh pada operasi organisasi (perusahaan).
Suatu organisasi atau bisnis baik yang berskala besar, menengah maupun kecil akan berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan, berbagai sasaran dan dalam mengemban misinya. Organisasi yang bisa bertahan adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Lingkungan merupakan kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak terhadap kinerja organisasi.
Peran manajemen dalam memajukan organisasi cukup penting bila organisasi mempunyai manajer yang baik, maka organisasi akan menjadi besar baik dalam ukuran, jumlah pegawai maupun tingkat kemakmuran atau pendapatan para anggotanya.
1.2 Tujuan Pembahasan
            Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal sebagai berikut:
  1. Konsep lingkungan organisasi.
  2. Konsep budaya organisasi.
  3. Hubungan antara lingkungan dengan organisasi.
  4. Alat analisis perkembangan lingkungan perusahaan.
  5. Contoh nyata penerapan budaya organisasi.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Lingkungan Organisasi
            Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi.
2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Organisasi
      1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Lingkungan internal adalah kondisi dan kekuatan yang berada di dalam suatu organisasi. Lingkungan internal organisasi terdiri dari pemilik, dewan direksi, karyawan dan lingkungan kerja fisik.
a.       Pemilik (owners) dari suatu bisnis adalah orang-orang yang memiliki hak milik hukum terhadap bisnis tersebut. Pemilik dapat merupakan seseorang yang mendirikan dan menjalankan suatu bisnis kecil, partner yang secara bersama-sama memiliki bisnis, investor individu yang membeli saham alam suatu perusahaan atau organisasi lain.
b.      Dewan direksi (board of directors) adalah badan pengatur yang dipilih oleh para pemegang saham dan bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen perusahaan secara umum, untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan cara yang paling memuaskan kepentingan para pemegang saham. Beberapa dewan direksi bersifat pasif, artinya mereka berfungsi sebagai pengawas umum tapi jarang terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan. Akan tetapi tren ini berubah dengan semakin banyaknya dewan yang secara hati-hati meneliti perusahaan yang mereka awasi dan lebih banyak mempengaruhi pengelolaan perusahaan.
c.       Karyawan (employees) adalah orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Karyawan juag merupaka elemen yang penting dalam organisasi bsinis. Yang menjadi perhatian khusus bagi manajer saat ini adalah sifat angkatan kerja yang berubah karena gender, etnis, umur dan dimensi lainnya dari karyawan menjadi beraneka ragam.
d.      Lingkungan kerja fisik dari suatu organisasi adalah tempat dimana pekerjaan dilakukan oleh anggota organisasi. Suatu organisasi dapat mengatur bagaimana
2.   Lingkungan Eksternal (Eksternal Environment)
Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan umum (general environment) dan lingkungan tugas (task environment).
a.       Lingkungan umum (general environment), adalah serangkaian dimensi dan kekuatan yang luas yang berada di sekitar organisasi yang menciptakan keseluruhan konteks organisasi. Lingkungan umum dari sebagian besar organisasi memiliki dimensi ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik hukum dan internasional.
1)      Dimensi ekonomi (economic dimension) dari suatu lingkungan umum organisasi adalah kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem ekonomi dimana organisasi beroperasi. Faktor-faktor ekonomi yang sangat penting bagi organisasi bisnis adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat bunga dan tingkat pengangguran.
2)      Dimensi teknologi (technological dimension) dari lingkungan umum merefleksikan metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber-sumber daya menjadi produk atau jasa. Dimensi ini terus berevolusi dengan kecepatan yang luar biasa apalagi dengan adanya situs internet.
3)      Dimensi sosial budaya ( sosiocultural dimension) dari lingkungan umum meliputi kebiasaan, adat, nilai dan karakteristik demografis masyarakat dimana organisasi berfungsi. Proses sosial budaya menjadi sangat penting, karena proses tersebut menentukan produk, jasa dan standar tingkah laku yang dihargai masyarakat. Di samping itu, faktor-faktor sosial budaya juga mempengaruhi perasaan tenaga kerja dalam suatu masyarakat mengenai pekerjaan dan organisasi mereka.
4)      Dimensi politik hukum (political legal dimension) dari lingkungan umum adalah peraturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintah. Dimensi ini penting karena tiga alasan dasar, yaitu sistem hukum mendefinisikan apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh suatu organisasi, sentimen pro atau anti bisnis dalam pemerintahan mempengaruhi aktivitas bisnis dan stabilitas politik telah menyebabkan perencanaan menjadi sulit.
5)      Dimensi internasional (international dimension) dari lingkungan umum adalah sejauh mana suatu organisasi terlibat atau terpengaruh oleh bisnis di negara lain. Bahkan negara yang hanya melakukan bisnis di satu negara mungkin menghadapi persaingan dari perusahaan asing di negeri mereka sendiri dan mereka mungkin menggunakan bahan baku untuk produksi atau peralatan yang diimpor dari luar negeri. Sebagai hasil dari kemajuan dalam transportasi dan teknologi informasi di beberapa abad ini, hampir tidak ada bagian di dunia yang terpisah dari lainnya. Akibatnya, hampir setiap organisasi dipengaruhi oleh dimensi internasional dari lingkungan umumnya.
b.      Lingkungan tugas (task environment), adalah lapisan lingkungan eksternal yang mempengaruhi operasi dan kinerja organisasi.  Lingkungan ini termasuk kompetitor, konsumen, pemasok, pembuat aturan, partner strategis dan pasar tenaga kerja. Walau lingkungan tugas cukup kompleks, lingkungan ini memberikan informasi yang lebih berguna daripada lingkungan umum karena manajer dapat mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan yang menjadi perhatian khusus organisasi daripada harus menghadapi dimensi yang lebih abstrak dari lingkungan umum.
1)      Competitor (competitors) dari suatu organisasi adalah organisasi lain yang bersaing untuk memperebutkan sumber daya. Sumber daya yang paling jelas diperebutkan adalah uang konsumen. Namun, organisasi juga memperebutkan sumber daya manusia yang berkualitas, terobosan teknologi dan bahan baku yang langka.
2)      Pelanggan (customers) dari suatu organisasi adalah siapapun yang membayar uang untuk memperoleh suatu produk atau jasa organisasi. Produk dan jasa baru, metode pemasaran yang baru dan pelanggan yang semakin rewel telah menambah ketidakpastian hubungan antara bisnis dengan pelanggan mereka, apalagi kesetiaan merk semakin rendah.
3)      Pemasok (suppliers) adalah organisasi yang menyediakan sumber daya bagi organisasi lain. Dahulu, kebijaksanaan yang umum berlaku di Amerika Serikat adalah bahwa sebuah bisnis sebaiknya berusaha untuk tidak bergantung secara eksklusif kepada satu pemasok tertentu. Sebuah perusahaan yang membeli suatu sumber daya tertentu dari satu pemasok mungkin akan mengalami kesulitan jika pemasok tersebut bangkrut atau mengalami pemogokan. Praktek ini juga membantu mempertahankan suatu hubungan yang kompetitif antarpemasok dan mempertahankan agar harga tetap rendah.
4)      Pembuat aturan (regulators) adalah elemen dari lingkungan tugas yang berpotensi untuk mengendalikan, mengatur, atau mempengaruhi kebijakan dan prkaktek sebuah organisasi. Terdapat dua jenis pembuat aturan yang penting. Pertama, lembaga pembuat aturan (regulatory agencies) yang diciptakan oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat dari praktek bisnis tertentu atau untuk melindungi satu organisasi dari organisasi lainnya. Pembuat aturan kedua adalah kelompok kepentingan (interest group) adalah suatu kelompok yang diorganisasikan oleh anggotanya untuk mencoba mempengaruhi organisasi.
5)      Partner strategis (strategic partners) yaitu dua organisasi atau lebih yang bekerja sama dalam suatu joint venture atau bentuk kemitraan lainnya. Partner strategis membantu perusahaan untuk memperoleh keahlian perusahaan lain yang tidak dimiliki perusahaan tersebut. Partner strategis juga membantu dalam membagi resiko dan membuka peluang pasar yang baru.
6)      Pasar tenaga kerja (labor market) adalah orang-orang di lingkungan yang dapat direkrut untuk bekerja bagi organisasi. Setiap organisasi memerlukan pasokan pegawai yang terlatih dan berkualifikasi. Dua faktor pasar tenaga kerja yang berpengaruh pada organisasi saat ini, yang pertama adalah keperluan untuk investasi terus-menerus dalam sumber daya manusia melalui perekrutan, pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kompetitif dari dunia yang tak terbatas. Kedua adalah efek dari blok perdagangan internasional, otomasisasi serta pemindahan lokasi pabrik atas terlepasnya tenaga kerja, menciptakan berkumpulnya tenaga kerja, menciptakan berkumpulnya tenaga kerja yang tak terpakai di beberapa area dan kurangnya tenaga kerja di daerah-daerah lain.
2.3  Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai kunci, keyakinan, pemahaman dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota sebuah organisasi. Konsep budaya membantu para manajer memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang rumit dan tersembunyi.
Budaya adalah sebuah pola dari nilai-nilai dan asumsi bersama mengenai bagaimana sesuatu dikerjakan dalam organisasi. Pola tersebut dipelajari oleh para anggota saat mereka mengatasi masalah eksternal atau internal serta diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpikir dan merasakan.
2.4  Manifestasi Nyata Budaya Organisasi
Nilai-nilai fundamental yang mengkarakterisasi budaya pada perusahaan-perusahaan ini serta yang lainnya dapat dipahami melalui manifestasi nyata atas simbol, kisah, pahlawan, slogan dan upacara.
  1. Simbol (symbol) adalah objek, tindakan atau kejadian yang memberi arti kepada yang lain. Simbol dihubungkan dengan budaya perusahaan yang membawa nilai-nilai penting organisasi.
  2. Kisah (story) adalah suatu narasi yang didasarkan pada kejadian-kejadian actual yang sering diulang oleh dan kepada karyawan-karyawan perusahaan. Kisah-kisah tersebut diceritakan kepada karyawan baru untuk memelihara nilai-nilai utama organisasi.
  3. Pahlawan (heroes) adalah sosok yang memberi contoh mengenai perbuatan, karakter dan atribut dari suatu budaya yang kuat. Para pahlawan adalah model untuk diikuti para karyawan. Para pahlawan menunjukkan bagaimana melakukan hal yang benar di organisasi.
  4. Slogan (slogan) adalah frasa atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai kunci organisasi secara singkat. Banyak perusahaan menggunakan sebuah slogan atau ucapan untuk menyampaikan arti khusus kepada karyawan. Nilai budaya dari slogan juga dapat dilihat dalam pernyataan public tertulis, seperti pernyataan misi perusahaan atau pernyataan formal lainnya yang mengekspresikan niali-nilai inti dari organisasi.
  5. Upacara (ceremony) adalah aktivitas terencana yang diadakan untuk merayakan suatu kejadian tertentu dan untuk kepentingan audiens. Para manajer menggunakan upacara untuk memberikan contoh-contoh dramatis dari nilai-nilai perusahaan. Upacara adalah peristiwa khusus yang memperkuat pencapaian yang berharga, menciptakan suatu ikatan antara para karyawan dengan memungkinkan mereka merasakan suatu peristiwa penting bersama, serta mengagungkan dan merayakan sang pahlawan.

2.5  Hubungan Organisasi dengan Lingkungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, maka organisasi berinteraksi dengan berbagai dimensi dengan berbagai cara yang berbeda pula. Maka dari itu, manajer harus memahami pengaruh lingkunagn terhadap organisasinya dan bagaimana organisasi tersebut beradaptasi dengan lingkungan.
  1. Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi
Tiga prespektif dasar dapat digunakan untuk mendeskripsikan pengaruh lingkungan terhadap organisasi, yaitu perubahan dan kompleksitas lingkungan, kekuatan kompetitif dan pergolakan lingkungan.
a.    Perubahan dan kompleksitas lingkungan
James D. Thompson adalah salah satu dari sejumlah orang perta yang pertama yang mengakui pentingnya lingkungan organisasi. Thompson mengatakan bahwa lingkungan dapat dideskripsikan dalam dua dimensi, yaitu tingkat perubahannya dan tingkat homogenitasnya. Tingkat perubahan adalah sejauh mana lingkungan dapat dianggap relatif stabil atau relatif dinamis. Sedangkan tingkat homogenitas adalah sejauh mana lingkungan dapat dianggap relatif sederhana (sedikit elemen, sedikit segmentasi) atau relatif kompleks (banyak elemen, banyak segmentasi). Kedua dimensi tersebut berinteraksi untuk menentukan tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh organisasi. Ketidakpastian itu sendiri adalah suatu kekuatan pendorong yang mempengaruhi banyak keputusan organisasi.
b.   Kekuatan kompetitif
            Michael E. Porter, seorang professor di Harvard dan ahli manajemen strategis, telah menawarkan suatu cara yang lebih baik untuk mengukur lingkungan. Secara khusus, beliau menyarankan agar manajer memandang lingkungan organisasi mereka dalam lima kekuatan kompetitif (five competitive forces) berikut ini:
1)      Ancaman dari para pendatang baru (threat of new entrants), adalah sejauh mana para kompetitor baru dapat dengan mudah memasuki suatu pasar atau segmen pasar.
2)      Persaingan kompetitif (competitive rivalry), adalah sifat dari hubungan persaingan antara perusahaan yang dominan di industri.
3)      Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute products), adalah sejauh mana produk atau jasa alternatif dapat menggantikan atau menghilangkan kebutuhan akan produk atau jasa yang ada.
4)      Kekuatan pembeli (power of buyers), adalah sejauh mana pembeli produk atau jasa di dalam suatu industri memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemasok (supplier).
5)      Kekuatan pemasok (power of suppliers), adalah sejauh mana kemampuan pemasok dalam mempengaruhi pembeli potensial.
c.    Pergolakan lingkungan
        Pada waktu yang sama, organisasi juga dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perubahan atau pergolakan lingkungan, kadang-kadang tanpa peringatan sama sekali. Bentuk dari pergolakan lingkungan organisasi yang paling umum adalah suatu jenis krisis.
2.      Bagaimana Organisasi Beradaptasi dengan Lingkungan
Dengan banyaknya persoalan, masalah dan kesempatan dalam suatu lingkungan organisasi, setiap organisasi harus dapat menaksir situasi unik mereka dan kemudian beradaptasi menurut kebijakan dari manajemen senior.
a.       Manajemen informasi
      Manajemen informasi penting terutama ketika ingin membentuk suatu pemahaman awal mengenai lingkungan dan ketika ingin memantau tanda-tanda perubahan dari lingkungan. Semua manajer yang efektif terlibat dalam pengamatan lingkungan. Dalam organisasi, sebagian besar perusahaan juga memiliki sistem informasi berbasis komputer untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi yang relevan bagi manajer dan untuk membantu meringkas informasi tersebut ke dalam bentuk yang paling relevan dengan kebutuhan tiap manajer.
b.      Respons strategis
      Respons strategis merupakan cara yang dapat digunakan oleh suatu organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pilihannya termasuk mempertahankan kondisi yang sedang berlangsung, sedikit mengubah strategi atau mengadopsi suatu strategi yang baru.
c.       Merger, akuisisi dan aliansi
      Merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan bergabung menjadi satu perusahaan baru. Akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan membeli perusahaan lain, terkadang di luar kehendak perusahaan yang dibeli, biasanya disebut pengambilalihan secara paksa. Terakhir, aliansi terjadi ketika perusahaan melakukan suatu kerja sama dengan perusahaan lain.
d.      Rancangan dan fleksibilitas organisasi
      Suatu organisasi juga dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan dengan menciptakan fleksibilitas dalam rancangan strukturnya. Jenis yang pertama, kadang kadang disebut sebagai rancangan organisasi mekanistik, yang dicirikan dengan peraturan dan hubungan yang kaku dan formal. Kedua, kadang-kadang disebut rancangan organik, lebih fleksibel dan memungkinkan  organisasi untuk merespons perubahan lingkungan  dengan cepat.
e.    Pengaruh langsung dari lingkungan
        Tak selamanya organisasi tidak berdaya dalam menghadapi lingkungan mereka. Banyak organisasi yang ammpu mempengaruhi organisasi mereka secara langsung dengan berbagai macam cara. Organisasi mempengaruhi pembuat aturan mereka dengan melobi dan melakukan tawar menawar.
2.6  Alat Analisis Perkembangan Lingkungan Perusahaan
1.      Alat Analisis Perkembangan Lingkungan Internal Perusahaan
Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk dapat mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya serta kapabilitas yang dimiliki perusahaan adalah dengan melakukan value chain analysis (analisis rantai nilai) yang bertujuan melakuakn analisis terhadap kemampuan sumber daya internal organisasi yang terdiri dari berbagai fungsi organisasi. Dalam kaitan ini, analisis rantai nilai dilakukan melalui tiga tahapan (Wheelen and Hunger, 2004:86) sebagai berikut:
a.       Memeriksa rantai nilai dari masing-masing lini produk yang menyangkut berbagai aktivitas yang berkaitan dengan produksi masing-masing produk atau jasa.
b.      Memeriksa keterkaitan (linkages) rantai nilai di dalam masing-masing lini produk untuk memastikan bahwa setiap bagian perusahaan akan dapat meningkatkan kesempatan dan menekan biaya.
c.       Memeriksa kemungkinan terjadinya sinergi di antara nilai-nilai untuk berbagai lini produk yang berbeda.
2.      Alat Analisis Perkembangan Lingkungan Eksternal Perusahaan
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman adalah analisis struktur industri. Michael Porter (1998) menyebutkan adanya lima kekuatan persaingan dalam suatu struktur industri yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas suatu industri, antara lain:
a.    Entry barriers (hambatan masuk), merupakan berbagai faktor yang akan menghambat pendatang baru memasuki suatu industri.hambatan masuk yang rendah akan mengakibatkan suatu industri mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena semakin meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu industri.
b.   Determinants of supplier power (perbedaan kekuatan pemasok), merupakan kemampuan pemasok untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat kedua belah pihak diuntungkan. Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku dari beberapa pemasok, maka kedudukan perusahaan relatif lebih kuat dibandingkan pemasok sehingga tidak akan memberikan ancaman bagi perusahaan.
c.    Rivalry determinan (persaingan antarperusahaan), merupakan persaingan yang dihadapi oleh satu perusahaan dengan perusahaan ;lain untuk memperoleh laba yang besar. Perusahaan yang melakukan inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat pesaing lain belum memasuki pasar yang sama.
d.   Determinant of substitution threat (persaingan produk pengganti), merupakan persaingan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Persaingan ini tidak hanya berasal dari produk yang sama, namun bisa juga berasal dari produk yang memiliki kesamaan fungsi atau biasa disebut dengan produk substitusi.
e.    Determinants of buyer power (perbedaan kekuatan pembeli), merupakan kekuatan para pembeli untuk membayar harga barang yang dijual oleh perusahaan. Posisi tawar-menawar pembeli terhadap perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu pengaruh tawar-menawar dan sensitivitas harga.


BAB III
KAJIAN EMPIRIS
3.1 Praktik Budaya Organisasi
Budaya organisasi memang sangat penting bagi seluruh warga organisasi agar dapat mencapai tujuannya. Budaya organisasi juga dapat memberikan corak tersendiri bagi organisasi yang bersangkutan. Hal ini akan menciptakan pandangan bagi masyarakat atas baik atau buruknya organisasi tersebut. Contoh dari penerapan budaya organisasi adalah program Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) di universitas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penerapan budaya organisasi dalam lingkungan universitas.
1.   Pengertian Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) merupakan skegiatan untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan istitusional yang menjadi tanggungjawab universitas untuk mensosialisasikan kehidupan di perguruan tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait. Kegiatan ini juga merupakan sarana untuk mencari bakat dari para calon mahasiswa yang masih tersembunyi dan saraana untuk saling beradpatasi di lingkungan perguruan tinggi.
2.      Tujuan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi memili beberapa tujuan, antatra lain:
a.       Untuk mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
b.      Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal.
c.       Memberikan pemahaman awal tentng wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
d.      Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
e.       Menumbuhkan rasa persaudaraan di kalangan civitas akademika dalm rangka menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib dan dinamis.
f.       Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
g.      Menjadikan mahasiswa baru yang bisa beradaptasi dengan mahasiswa baru lainnya.
3.      Fungsi Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
      Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi merupakan kelengkapan nonstruktural pada kampus tersebut. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
a.       Funsi orientasi bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia Perguruan Tinggi yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan.
b.      Fungsi komunikatif yaitu komunikasi antara civitas akademika dan pegawai administrasi kampus.
c.       Fungsi normatif yaitu mahasiswa baru mulai memahami, menghayati dan mengamalkan aturan-aturan yang berlaku di kampus.
d.      Fungsi akademis yaitu pengembangan intelektual, bakat, minat dan kepemimpinan bagi mahasiswa.


 Daftar pustaka
Manajemen, Richard l. daft 2000
Emil salim, S.E, tinjung desy nursanti, M. Si
Maryanmi hermanto, M.M. 2002
Erlangga. Jakarta.
Pengantar manajemen, ismail solihin, erlangga Jakarta. 2009

1 komentar:

ucapan yang keluar dari mulut anda merupakan cerminan dari masa depan anda :)