BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Organisasi
yang ada di negara Indonesia ini sangat bervariasi baik dalam hal ruang
lingkup, ukuran maupun peraturan di dalamnya. Hal tersebut sangat memengaruhi
program kerja yang akan dijalankan oleh organisasi. Setiap organisasi harus
mengetahui lingkungan sekitarnya, baik lingkungan dari dalam maupun dari luar
agar organisasi tersebut dapat bertahan dan mencapai tujuan sesuai dengan
targetnya.
Setiap organisasi juga pasti
memiliki tradisi atau budaya yang unik dan berbeda dari organisasi lainnya.
Misalnya pada universitas, biasanya memiliki ritual perguruan tinggi seperti
orientasi mahasiswa baru, perkumpulan mahasiswa-mahasiswa baik di dalam maupun
di luar kampus yang pasti memiliki acara masing-masing. Biasanya ada
universitas yang sangat mengutamakan agama dan membuat program bimbingan agama
untuk mahasiswanya di universitas. Praktik-praktik tertentu dan program magang
di perusahaan juga memberi ciri mayoritas perguruan tinggi.
Hal ini memberikan penjelasan bahwa
inti dari kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini,
budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis dan latar belakang individu.
Melainkan budaya dalam organisasi adalah suatu cara hidup di dalam organisasi
tersebut. Budaya organisasi mencakup emosional dan psikologis setiap anggota
organisasi seperti semangat kerja karyawan, sikap dan tingkat produktivitasnya.
Budaya organisasi juga mencakup tindakan, rutinitas dan percakapan seluruh
warga organisasi.
Perbedaan dan kondisi lingkungan
akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil
oleh organisasi. Sebagai seorang manajer tidak hanya memperhatikan lingkungan
usahanya atau intern, melainkan juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di
luar perusahaan atau ekstern.
Seluruh manajer seharusnya tidak
hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi, tetapi juga
menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi yang
dikelolanya. Manajer perlu emmpertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan
lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi,
menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan
lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan, risiko-risiko maupun ancaman-ancaman
yang mempunyai pengaruh pada operasi organisasi (perusahaan).
Suatu organisasi
atau bisnis baik yang berskala besar, menengah maupun kecil akan berinteraksi
dengan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan, berbagai sasaran dan dalam
mengemban misinya. Organisasi yang bisa bertahan adalah organisasi yang bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Lingkungan merupakan kekuatan
yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak terhadap kinerja
organisasi.
Peran manajemen
dalam memajukan organisasi cukup penting bila organisasi mempunyai manajer yang
baik, maka organisasi akan menjadi besar baik dalam ukuran, jumlah pegawai
maupun tingkat kemakmuran atau pendapatan para anggotanya.
1.2 Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal sebagai
berikut:
- Konsep lingkungan organisasi.
- Konsep budaya organisasi.
- Hubungan antara lingkungan
dengan organisasi.
- Alat analisis perkembangan
lingkungan perusahaan.
- Contoh nyata penerapan budaya
organisasi.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Definisi Lingkungan
Organisasi
Lingkungan organisasi adalah semua
elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau
keseluruhan suatu organisasi.
2.2 Jenis-Jenis
Lingkungan Organisasi
1. Lingkungan Internal (Internal
Environment)
Lingkungan
internal adalah kondisi dan kekuatan yang berada di dalam suatu organisasi.
Lingkungan internal organisasi terdiri dari pemilik, dewan direksi, karyawan
dan lingkungan kerja fisik.
a.
Pemilik
(owners) dari suatu bisnis adalah orang-orang yang memiliki hak milik hukum
terhadap bisnis tersebut. Pemilik dapat merupakan seseorang yang mendirikan dan
menjalankan suatu bisnis kecil, partner yang secara bersama-sama memiliki
bisnis, investor individu yang membeli saham alam suatu perusahaan atau
organisasi lain.
b.
Dewan
direksi (board of directors) adalah badan pengatur yang dipilih oleh para
pemegang saham dan bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen perusahaan secara
umum, untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan cara yang
paling memuaskan kepentingan para pemegang saham. Beberapa dewan direksi
bersifat pasif, artinya mereka berfungsi sebagai pengawas umum tapi jarang
terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan. Akan tetapi tren ini
berubah dengan semakin banyaknya dewan yang secara hati-hati meneliti
perusahaan yang mereka awasi dan lebih banyak mempengaruhi pengelolaan
perusahaan.
c.
Karyawan
(employees) adalah orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Karyawan juag
merupaka elemen yang penting dalam organisasi bsinis. Yang menjadi perhatian
khusus bagi manajer saat ini adalah sifat angkatan kerja yang berubah karena
gender, etnis, umur dan dimensi lainnya dari karyawan menjadi beraneka ragam.
d.
Lingkungan
kerja fisik dari suatu organisasi adalah tempat dimana pekerjaan dilakukan oleh
anggota organisasi. Suatu organisasi dapat mengatur bagaimana
2.
Lingkungan
Eksternal (Eksternal Environment)
Lingkungan eksternal
adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan umum (general environment) dan
lingkungan tugas (task environment).
a.
Lingkungan
umum (general environment), adalah serangkaian dimensi dan kekuatan yang luas
yang berada di sekitar organisasi yang menciptakan keseluruhan konteks
organisasi. Lingkungan umum dari sebagian besar organisasi memiliki dimensi
ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik hukum dan internasional.
1)
Dimensi
ekonomi (economic dimension) dari suatu lingkungan umum organisasi adalah
kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem ekonomi dimana organisasi
beroperasi. Faktor-faktor ekonomi yang sangat penting bagi organisasi bisnis
adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat bunga dan tingkat
pengangguran.
2)
Dimensi
teknologi (technological dimension) dari lingkungan umum merefleksikan
metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber-sumber daya menjadi produk
atau jasa. Dimensi ini terus berevolusi dengan kecepatan yang luar biasa
apalagi dengan adanya situs internet.
3)
Dimensi
sosial budaya ( sosiocultural dimension) dari lingkungan umum meliputi
kebiasaan, adat, nilai dan karakteristik demografis masyarakat dimana
organisasi berfungsi. Proses sosial budaya menjadi sangat penting, karena
proses tersebut menentukan produk, jasa dan standar tingkah laku yang dihargai
masyarakat. Di samping itu, faktor-faktor sosial budaya juga mempengaruhi
perasaan tenaga kerja dalam suatu masyarakat mengenai pekerjaan dan organisasi
mereka.
4)
Dimensi
politik hukum (political legal dimension) dari lingkungan umum adalah peraturan
pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintah.
Dimensi ini penting karena tiga alasan dasar, yaitu sistem hukum mendefinisikan
apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh suatu organisasi, sentimen
pro atau anti bisnis dalam pemerintahan mempengaruhi aktivitas bisnis dan
stabilitas politik telah menyebabkan perencanaan menjadi sulit.
5)
Dimensi
internasional (international dimension) dari lingkungan umum adalah sejauh mana
suatu organisasi terlibat atau terpengaruh oleh bisnis di negara lain. Bahkan
negara yang hanya melakukan bisnis di satu negara mungkin menghadapi persaingan
dari perusahaan asing di negeri mereka sendiri dan mereka mungkin menggunakan
bahan baku untuk produksi atau peralatan yang diimpor dari luar negeri. Sebagai
hasil dari kemajuan dalam transportasi dan teknologi informasi di beberapa abad
ini, hampir tidak ada bagian di dunia yang terpisah dari lainnya. Akibatnya,
hampir setiap organisasi dipengaruhi oleh dimensi internasional dari lingkungan
umumnya.
b.
Lingkungan
tugas (task environment), adalah lapisan lingkungan eksternal yang mempengaruhi
operasi dan kinerja organisasi. Lingkungan ini termasuk kompetitor, konsumen,
pemasok, pembuat aturan, partner strategis dan pasar tenaga kerja. Walau
lingkungan tugas cukup kompleks, lingkungan ini memberikan informasi yang lebih
berguna daripada lingkungan umum karena manajer dapat mengidentifikasikan
faktor-faktor lingkungan yang menjadi perhatian khusus organisasi daripada
harus menghadapi dimensi yang lebih abstrak dari lingkungan umum.
1)
Competitor
(competitors) dari suatu organisasi adalah organisasi lain yang bersaing untuk
memperebutkan sumber daya. Sumber daya yang paling jelas diperebutkan adalah
uang konsumen. Namun, organisasi juga memperebutkan sumber daya manusia yang
berkualitas, terobosan teknologi dan bahan baku yang langka.
2)
Pelanggan
(customers) dari suatu organisasi adalah siapapun yang membayar uang untuk
memperoleh suatu produk atau jasa organisasi. Produk dan jasa baru, metode
pemasaran yang baru dan pelanggan yang semakin rewel telah menambah
ketidakpastian hubungan antara bisnis dengan pelanggan mereka, apalagi
kesetiaan merk semakin rendah.
3)
Pemasok
(suppliers) adalah organisasi yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
lain. Dahulu, kebijaksanaan yang umum berlaku di Amerika Serikat adalah bahwa
sebuah bisnis sebaiknya berusaha untuk tidak bergantung secara eksklusif kepada
satu pemasok tertentu. Sebuah perusahaan yang membeli suatu sumber daya tertentu
dari satu pemasok mungkin akan mengalami kesulitan jika pemasok tersebut
bangkrut atau mengalami pemogokan. Praktek ini juga membantu mempertahankan
suatu hubungan yang kompetitif antarpemasok dan mempertahankan agar harga tetap
rendah.
4)
Pembuat
aturan (regulators) adalah elemen dari lingkungan tugas yang berpotensi untuk
mengendalikan, mengatur, atau mempengaruhi kebijakan dan prkaktek sebuah
organisasi. Terdapat dua jenis pembuat aturan yang penting. Pertama, lembaga
pembuat aturan (regulatory agencies) yang diciptakan oleh pemerintah untuk
melindungi masyarakat dari praktek bisnis tertentu atau untuk melindungi satu
organisasi dari organisasi lainnya. Pembuat aturan kedua adalah kelompok
kepentingan (interest group) adalah suatu kelompok yang diorganisasikan oleh
anggotanya untuk mencoba mempengaruhi organisasi.
5)
Partner
strategis (strategic partners) yaitu dua organisasi atau lebih yang bekerja
sama dalam suatu joint venture atau bentuk kemitraan lainnya. Partner strategis
membantu perusahaan untuk memperoleh keahlian perusahaan lain yang tidak
dimiliki perusahaan tersebut. Partner strategis juga membantu dalam membagi
resiko dan membuka peluang pasar yang baru.
6)
Pasar
tenaga kerja (labor market) adalah orang-orang di lingkungan yang dapat
direkrut untuk bekerja bagi organisasi. Setiap organisasi memerlukan pasokan
pegawai yang terlatih dan berkualifikasi. Dua faktor pasar tenaga kerja yang
berpengaruh pada organisasi saat ini, yang pertama adalah keperluan untuk
investasi terus-menerus dalam sumber daya manusia melalui perekrutan,
pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan kompetitif dari dunia
yang tak terbatas. Kedua adalah efek dari blok perdagangan internasional,
otomasisasi serta pemindahan lokasi pabrik atas terlepasnya tenaga kerja, menciptakan
berkumpulnya tenaga kerja, menciptakan berkumpulnya tenaga kerja yang tak
terpakai di beberapa area dan kurangnya tenaga kerja di daerah-daerah lain.
2.3 Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi
dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai kunci, keyakinan, pemahaman dan
norma yang dimiliki bersama oleh para anggota sebuah organisasi. Konsep budaya
membantu para manajer memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang rumit dan
tersembunyi.
Budaya adalah
sebuah pola dari nilai-nilai dan asumsi bersama mengenai bagaimana sesuatu
dikerjakan dalam organisasi. Pola tersebut dipelajari oleh para anggota saat
mereka mengatasi masalah eksternal atau internal serta diajarkan kepada para
anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpikir dan merasakan.
2.4 Manifestasi Nyata Budaya Organisasi
Nilai-nilai
fundamental yang mengkarakterisasi budaya pada perusahaan-perusahaan ini serta
yang lainnya dapat dipahami melalui manifestasi nyata atas simbol, kisah,
pahlawan, slogan dan upacara.
- Simbol
(symbol) adalah objek, tindakan atau kejadian yang memberi arti kepada
yang lain. Simbol dihubungkan dengan budaya perusahaan yang membawa
nilai-nilai penting organisasi.
- Kisah (story) adalah suatu
narasi yang didasarkan pada kejadian-kejadian actual yang sering diulang
oleh dan kepada karyawan-karyawan perusahaan. Kisah-kisah tersebut
diceritakan kepada karyawan baru untuk memelihara nilai-nilai utama
organisasi.
- Pahlawan (heroes) adalah sosok
yang memberi contoh mengenai perbuatan, karakter dan atribut dari suatu
budaya yang kuat. Para pahlawan adalah model untuk diikuti para karyawan.
Para pahlawan menunjukkan bagaimana melakukan hal yang benar di
organisasi.
- Slogan (slogan) adalah frasa
atau kalimat yang mengekspresikan suatu nilai kunci organisasi secara
singkat. Banyak perusahaan menggunakan sebuah slogan atau ucapan untuk
menyampaikan arti khusus kepada karyawan. Nilai budaya dari slogan juga
dapat dilihat dalam pernyataan public tertulis, seperti pernyataan misi
perusahaan atau pernyataan formal lainnya yang mengekspresikan niali-nilai
inti dari organisasi.
- Upacara (ceremony) adalah
aktivitas terencana yang diadakan untuk merayakan suatu kejadian tertentu
dan untuk kepentingan audiens. Para manajer menggunakan upacara untuk
memberikan contoh-contoh dramatis dari nilai-nilai perusahaan. Upacara
adalah peristiwa khusus yang memperkuat pencapaian yang berharga,
menciptakan suatu ikatan antara para karyawan dengan memungkinkan mereka
merasakan suatu peristiwa penting bersama, serta mengagungkan dan
merayakan sang pahlawan.
2.5 Hubungan Organisasi dengan Lingkungan
Karena
organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, maka organisasi berinteraksi
dengan berbagai dimensi dengan berbagai cara yang berbeda pula. Maka dari itu,
manajer harus memahami pengaruh lingkunagn terhadap organisasinya dan bagaimana
organisasi tersebut beradaptasi dengan lingkungan.
- Pengaruh Lingkungan terhadap
Organisasi
Tiga prespektif
dasar dapat digunakan untuk mendeskripsikan pengaruh lingkungan terhadap
organisasi, yaitu perubahan dan kompleksitas lingkungan, kekuatan kompetitif
dan pergolakan lingkungan.
a.
Perubahan
dan kompleksitas lingkungan
James
D. Thompson adalah salah satu dari sejumlah orang perta yang pertama yang
mengakui pentingnya lingkungan organisasi. Thompson mengatakan bahwa lingkungan
dapat dideskripsikan dalam dua dimensi, yaitu tingkat perubahannya dan tingkat
homogenitasnya. Tingkat perubahan adalah sejauh mana lingkungan dapat dianggap
relatif stabil atau relatif dinamis. Sedangkan tingkat homogenitas adalah
sejauh mana lingkungan dapat dianggap relatif sederhana (sedikit elemen, sedikit
segmentasi) atau relatif kompleks (banyak elemen, banyak segmentasi). Kedua
dimensi tersebut berinteraksi untuk menentukan tingkat ketidakpastian yang
dihadapi oleh organisasi. Ketidakpastian itu sendiri adalah suatu kekuatan
pendorong yang mempengaruhi banyak keputusan organisasi.
b.
Kekuatan
kompetitif
Michael E. Porter, seorang professor
di Harvard dan ahli manajemen strategis, telah menawarkan suatu cara yang lebih
baik untuk mengukur lingkungan. Secara khusus, beliau menyarankan agar manajer
memandang lingkungan organisasi mereka dalam lima kekuatan kompetitif (five
competitive forces) berikut ini:
1)
Ancaman
dari para pendatang baru (threat of new entrants), adalah sejauh mana para
kompetitor baru dapat dengan mudah memasuki suatu pasar atau segmen pasar.
2)
Persaingan
kompetitif (competitive rivalry), adalah sifat dari hubungan persaingan antara
perusahaan yang dominan di industri.
3)
Ancaman
dari produk substitusi (threat of substitute products), adalah sejauh mana
produk atau jasa alternatif dapat menggantikan atau menghilangkan kebutuhan
akan produk atau jasa yang ada.
4)
Kekuatan
pembeli (power of buyers), adalah sejauh mana pembeli produk atau jasa di dalam
suatu industri memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemasok (supplier).
5)
Kekuatan
pemasok (power of suppliers), adalah sejauh mana kemampuan pemasok dalam
mempengaruhi pembeli potensial.
c.
Pergolakan
lingkungan
Pada waktu yang sama, organisasi juga
dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perubahan atau pergolakan lingkungan,
kadang-kadang tanpa peringatan sama sekali. Bentuk dari pergolakan lingkungan
organisasi yang paling umum adalah suatu jenis krisis.
2.
Bagaimana
Organisasi Beradaptasi dengan Lingkungan
Dengan
banyaknya persoalan, masalah dan kesempatan dalam suatu lingkungan organisasi,
setiap organisasi harus dapat menaksir situasi unik mereka dan kemudian
beradaptasi menurut kebijakan dari manajemen senior.
a.
Manajemen
informasi
Manajemen informasi penting terutama
ketika ingin membentuk suatu pemahaman awal mengenai lingkungan dan ketika
ingin memantau tanda-tanda perubahan dari lingkungan. Semua manajer yang
efektif terlibat dalam pengamatan lingkungan. Dalam organisasi, sebagian besar
perusahaan juga memiliki sistem informasi berbasis komputer untuk mengumpulkan
dan mengorganisasikan informasi yang relevan bagi manajer dan untuk membantu
meringkas informasi tersebut ke dalam bentuk yang paling relevan dengan
kebutuhan tiap manajer.
b.
Respons
strategis
Respons strategis merupakan cara yang
dapat digunakan oleh suatu organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Pilihannya termasuk mempertahankan kondisi yang sedang berlangsung, sedikit
mengubah strategi atau mengadopsi suatu strategi yang baru.
c.
Merger,
akuisisi dan aliansi
Merger terjadi ketika dua atau lebih
perusahaan bergabung menjadi satu perusahaan baru. Akuisisi terjadi ketika
sebuah perusahaan membeli perusahaan lain, terkadang di luar kehendak
perusahaan yang dibeli, biasanya disebut pengambilalihan secara paksa.
Terakhir, aliansi terjadi ketika perusahaan melakukan suatu kerja sama dengan
perusahaan lain.
d.
Rancangan
dan fleksibilitas organisasi
Suatu organisasi juga dapat beradaptasi
dengan kondisi lingkungan dengan menciptakan fleksibilitas dalam rancangan
strukturnya. Jenis yang pertama, kadang kadang disebut sebagai rancangan
organisasi mekanistik, yang dicirikan dengan peraturan dan hubungan yang kaku
dan formal. Kedua, kadang-kadang disebut rancangan organik, lebih fleksibel dan
memungkinkan organisasi untuk merespons
perubahan lingkungan dengan cepat.
e.
Pengaruh
langsung dari lingkungan
Tak selamanya organisasi tidak berdaya
dalam menghadapi lingkungan mereka. Banyak organisasi yang ammpu mempengaruhi
organisasi mereka secara langsung dengan berbagai macam cara. Organisasi
mempengaruhi pembuat aturan mereka dengan melobi dan melakukan tawar menawar.
2.6 Alat Analisis Perkembangan Lingkungan
Perusahaan
1.
Alat
Analisis Perkembangan Lingkungan Internal Perusahaan
Analisis
terhadap lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk dapat mengidentifikasi
berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sumber daya dan kapabilitas
perusahaan. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya serta kapabilitas yang
dimiliki perusahaan adalah dengan melakukan value chain analysis (analisis
rantai nilai) yang bertujuan melakuakn analisis terhadap kemampuan sumber daya
internal organisasi yang terdiri dari berbagai fungsi organisasi. Dalam kaitan
ini, analisis rantai nilai dilakukan melalui tiga tahapan (Wheelen and Hunger,
2004:86) sebagai berikut:
a.
Memeriksa
rantai nilai dari masing-masing lini produk yang menyangkut berbagai aktivitas
yang berkaitan dengan produksi masing-masing produk atau jasa.
b.
Memeriksa
keterkaitan (linkages) rantai nilai di dalam masing-masing lini produk untuk
memastikan bahwa setiap bagian perusahaan akan dapat meningkatkan kesempatan
dan menekan biaya.
c.
Memeriksa
kemungkinan terjadinya sinergi di antara nilai-nilai untuk berbagai lini produk
yang berbeda.
2.
Alat
Analisis Perkembangan Lingkungan Eksternal Perusahaan
Salah
satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman adalah analisis struktur industri. Michael Porter (1998) menyebutkan
adanya lima kekuatan persaingan dalam suatu struktur industri yang akan
berpengaruh terhadap profitabilitas suatu industri, antara lain:
a.
Entry
barriers (hambatan masuk), merupakan berbagai faktor yang akan menghambat
pendatang baru memasuki suatu industri.hambatan masuk yang rendah akan
mengakibatkan suatu industri mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat
karena semakin meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu industri.
b.
Determinants
of supplier power (perbedaan kekuatan pemasok), merupakan kemampuan pemasok
untuk menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan
kurang menguntungkan bagi perusahaan atau membuat kedua belah pihak
diuntungkan. Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku dari
beberapa pemasok, maka kedudukan perusahaan relatif lebih kuat dibandingkan pemasok
sehingga tidak akan memberikan ancaman bagi perusahaan.
c.
Rivalry
determinan (persaingan antarperusahaan), merupakan persaingan yang dihadapi
oleh satu perusahaan dengan perusahaan ;lain untuk memperoleh laba yang besar.
Perusahaan yang melakukan inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat
pesaing lain belum memasuki pasar yang sama.
d.
Determinant
of substitution threat (persaingan produk pengganti), merupakan persaingan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Persaingan ini tidak hanya berasal dari
produk yang sama, namun bisa juga berasal dari produk yang memiliki kesamaan
fungsi atau biasa disebut dengan produk substitusi.
e.
Determinants
of buyer power (perbedaan kekuatan pembeli), merupakan kekuatan para pembeli
untuk membayar harga barang yang dijual oleh perusahaan. Posisi tawar-menawar
pembeli terhadap perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu pengaruh
tawar-menawar dan sensitivitas harga.
BAB III
KAJIAN EMPIRIS
3.1 Praktik Budaya Organisasi
Budaya
organisasi memang sangat penting bagi seluruh warga organisasi agar dapat
mencapai tujuannya. Budaya organisasi juga dapat memberikan corak tersendiri
bagi organisasi yang bersangkutan. Hal ini akan menciptakan pandangan bagi
masyarakat atas baik atau buruknya organisasi tersebut. Contoh dari penerapan
budaya organisasi adalah program Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
di universitas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penerapan budaya
organisasi dalam lingkungan universitas.
1.
Pengertian
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
Pengenalan
Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) merupakan skegiatan untuk memperkenalkan
kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan istitusional yang
menjadi tanggungjawab universitas untuk mensosialisasikan kehidupan di
perguruan tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur
pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait.
Kegiatan ini juga merupakan sarana untuk mencari bakat dari para calon
mahasiswa yang masih tersembunyi dan saraana untuk saling beradpatasi di
lingkungan perguruan tinggi.
2.
Tujuan
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
Pengenalan
Kehidupan Perguruan Tinggi memili beberapa tujuan, antatra lain:
a.
Untuk
mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta
memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
b.
Menambah
wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus
secara maksimal.
c.
Memberikan
pemahaman awal tentng wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan
berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
d.
Mempersiapkan
mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan
melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan
Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
e.
Menumbuhkan
rasa persaudaraan di kalangan civitas akademika dalm rangka menciptakan
lingkungan kampus yang nyaman, tertib dan dinamis.
f.
Menumbuhkan
kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana
tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
g.
Menjadikan
mahasiswa baru yang bisa beradaptasi dengan mahasiswa baru lainnya.
3.
Fungsi
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)
Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi
merupakan kelengkapan nonstruktural pada kampus tersebut. Adapun fungsinya
adalah sebagai berikut:
a.
Funsi
orientasi bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia Perguruan Tinggi yang
berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan.
b.
Fungsi
komunikatif yaitu komunikasi antara civitas akademika dan pegawai administrasi
kampus.
c.
Fungsi
normatif yaitu mahasiswa baru mulai memahami, menghayati dan mengamalkan
aturan-aturan yang berlaku di kampus.
d.
Fungsi
akademis yaitu pengembangan intelektual, bakat, minat dan kepemimpinan bagi
mahasiswa.
Daftar pustaka
Manajemen,
Richard l. daft 2000
Emil salim, S.E,
tinjung desy nursanti, M. Si
Maryanmi hermanto,
M.M. 2002
Erlangga.
Jakarta.
Pengantar
manajemen, ismail solihin, erlangga Jakarta. 2009
