BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan sebab akibat antara beragai variabel
ekonomi, misalnya antara permintaan dan harga, antara investasi dan tingkat
bunga, dapat dengan mudah dinyatakan serta diterangkan dalam bentuk fungsi. Di
antara berbagai macam hubungan fungsional yang ada, hubungan linear merupaka
entuk yang paling dasar dan paling sering digunakan dalam analisis ekonomi. Bab
ini menguraikan segala hal yang berkenaan dengan fungsi linear atau persamaan
linear, serta model –model hubungan ekonomi yang mendsarkan diri padabentuk
hubungan linear.
Fungsi linier adalah fungsi yang paling sederhana karena hanya mempunyai
satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel bebas tersebut, sehingga
sering disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk umum persamaan linier
adalah: y = a + bx; dimana a adalah konstanta dan b adalah koefisien (b?0).
Atau sering dinyatakan dalam bentuk implicit berikut: Ax + By + C = 0.
Disamping itu jugs, fungdi ini merupakan dasar untuk mempelajari fungsi –
fungsi lainnya yang lebih rumit dalam penyelesaiannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana Kemiringan dan titik
potong sumbu pada hubungan linear ?
1.2.2
Bagaimana bentuk umum fungsi
linear ?
1.2.3
Bagaimana untuk menentukan
persamaan garis lurus?
1.2.4
Bagaimana hubungan dua garis
lurus pada hubungan linear ?
1.2.5
Bagaimana penjelasan penggal
dan lereng garis lurus terhadap hubungan linear ?
1.2.6
Bagaimana pembentukan persamaan
linear ?
1.2.7
Apa saja cara yang digunakan
dalam pencarian dua garis lurus ?
1.2.8
Bagaimana pencarian akar – akar
dalam persamaan linear ?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kemiringan dan Titik Potong Sumbu
Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b pada persamaan y = a + bx. Koefisien ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas x sebesar satu unit. Sedangkan a adalah penggal garis pada sumbu vertikal
(sumbu y). Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan dengan huruf m. jadi :
Sesuai dengan namanya fungsi linier jika digambarkan pada koordinat cartesius akan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien b pada persamaan y = a + bx. Koefisien ini untuk mengukur perubahan nilai variabel terikat y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas x sebesar satu unit. Sedangkan a adalah penggal garis pada sumbu vertikal
(sumbu y). Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan dengan huruf m. jadi :
ΔY Y2 – Y1
Kemiringan = m = atau
ΔX X2 – X1
Sebagai contoh, y = 15 – 2x, kemiringannya adalah –2. Ini berarti bahwa
untuk setiap kenaikkan satu unit variabel x akan menurunkan 2 unit variabel y.
Y
Y
0 x 0 x
(a)
kemiringan positif (b)
kemiringan negatif
Y Y
0 X 0
X
(c ) kemiringan nol (d)
kemiringan tak tentu
2.2 Bentuk Umum Fungsi Linear
Y=a0 +
a1X
Di mana a,
tidak sama dengan nol.
Bentuk ini
disebut sebagai bentuk kemiringan-titik
potong (slope-intercept). Bentuk seperti ini bila dilihat dari
letak kedua variabel X dab Y, maka bentuk ini dapat disebut sebagai eksplisit.
Karena variabel bebas X dan variabel terikat Y saling terpisah oleh tanda sama
dengan (=)
2.3 Menentukan Persamaan Garis
1.
Metode dua titik dan
Y
A
(X2, Y2)
A
(X1, Y1)
A
(X, Y)
0
X
Carilah persamaan garis yang melalui titik (3, 2)
dan (4,6)
Penyelesaian :
X1 = 3, X2 = 4, Y1
= 2, dan Y2 = 6
Y
– Y1 Y2 – Y1
X
– X1 X2 – X1
Y – 2
6 – 2
X
– 3 4 – 3
Y – 2 = (X – 3)
Y – 2 = 4 (X – 3)
Y = 4 X – 12
Y =
4 X - 10
Persamaan
garis Y = 4x - 10 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.3.
Y
Y=4X-10
1 2 3 X
5
(0,-10)
2.3.1 Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan
Y – Y1 = m (X – X1)
Contoh
Carilah persamaan garis yang melalui titik (6, 4) dan kemiringannya -2/3
Penyelesaian :
Diketahui (X1, Y1) = (6, 4) dan m = -
2/3
Y – Y1 = m (X –
X1)
Y – 4 = -2/3 (X – 6)
Y = -2/3X + 4 + 4
Y = -2/3X + 8
Persamaan garis Y = -2/3X + 8.
2.4 Hubungan Dua Garis Lurus
2.5 Penggal dan Lereng Garis Lurus
Fungsi linear
atau fungsi berderajat satu
ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat satu.
Sesuai dengan namanya, setiap persamaan linear apabila digambarkan
akanmenghasilkan sebuah garis, tegasnya garis lurus. Bentuk umum persamaan
linear adalah y = a +bx, dimana a adalah penggal garisnya pada sumbu vertical
–y, sedangkan b adalah koefisian arah atau lereng garis yang bersangkutan.penggal
a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0. Adapun lereng b mencerminkan
besarnya tambahan nilai y untuk setiap tambahan satu unit x, juga mencerminkan
tangent dari sudut yang dibentuk oleh garis –y dan sumbu –x.
a: penggal garis y= a + bx, yakni nilai y pada x = 0
b: lereng garis, yakni
pada x = 0,
pada x = 1,
pada x =
2,
lereng
fungsi linear selalu konstan
Dalam kasus- kasus tertentu, garis dari sebuah persamaan linear dapat
berupa garis horizontal sejajar sumbu- x atau garis vertical sejajar
sumbu - y. Hal ini terjadi apabila lereng garisnya sama dengan
nol, sehingga ruas kanan persamaan hanya tinggal sebuah konstanta yang
melambangkan penggal garis tersebut.
y = a berupa garis lurus
sejajar sumbu horizontal x, besar kecilnya nilai x tidak mempengaruhi nilai y
x = c berupa garis lurus sejajar subu vertikal y, besar kecilnya nilai y
tidak mempengaruhi nilai x
2.6 Pembentukan Persamaan
Linear
Pada prinsipnya
persamaan linear bisa dibentuk berdasarkan dua unsur. Unsur tersebut dapat
berupa penggal garisnya, lereng garisnya, atau koordinat titik- titik yang
memenuhi persamaannya. Empat macam
cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linear
1.
Cara dwi- koordinat
2.
Cara koordinat- lereng
3.
Cara penggal- lereng
4.
Cara dwi- penggal
2.6.1
Cara
Dwi – Koordinat
Apabila diketahui dua buah titik A dan B dengan
koordinat masing- masing (x1, y1) dan (x2, y2), maka rumus persamaan linearnya
adalah:
2.6.2
Cara Koordinat – lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan
koordinat (x1, y1) dan lereng garisnya adalah b, maka rumus persamaan linearnya adalah:
b = lereng garis
2.6.3
Cara
Penggal Lereng
Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk
apabila diketahui penggalnya pada salah satu sumbu dan lereng garis yang
memenuhi persamaan tersebut.
y = a + bx (a= penggal, b= lereng)
2.6.4
Cara
Dwi Penggal
Sebuah
persamaan linear dapat dibentuk apabila diketahui penggal garis tersebut pada
masing- masing sumbu, penggal pada sumbu vertical (ketika x = 0) penggal
pada sumbu horizontal (ketika y=0). Apabila a dan
c masing-masing ádalah penggal pada sumbu- sumbu vertikal dan horizontal
dari sebuah garis lurus, maka persamaan garisnya adalah :
a = penggal vertikal
b =penggal
horizontal
Lereng
sebuah garis lurus tak lain adalah hasil bagi selisih antara dua ordinat(y2
– y1) terhadap selisih antara dua absis (x2 - x1).
Menurut cara dwi koordinat, rumus persamaan linear adalah :
Bila di uraikan :
2.7
Hubungan Dua Garis Lurus
Dalam sistem
sepasang sumbu silang, dua buah garis lurus mempunyai empat macam
kemungkinan bentuk hubungan yang :
·
Berimpit,
·
Sejajar,
·
Berpotongan
·
dan Tegak
lurus.
Berimpit
:
y1
= ny2
y1
= a1 + b1x a1
= na2
y2 =
a2 + b2x
b1 = nb2
Sejajar :
y1 = a1
+ b1x a1
≠ a2
b1
= b2
y2 =
a2 + b2x
y1 = a1 + b1x Berpotongan :
y2 = a2 + b2x b1 ≠ b2
Tegak Lurus :
y1 = a1 + b1x b1 = - 1/b2
y2 = a2 + b2x
2.8 Pencarian Akar – Akar Persamaan Linear
Pencarian besarnya harga bilangan- bilangan akar dari beberapa persamaan
linear, dengan kata lain penyelesaian persamaan- persamaan linear secara
serempak (simultaneously), dapat dilakukan melalui tiga macam cara :
ü
cara
substitusi
ü
cara
eliminasi
ü
cara
determinan
2.8.1
Cara
Substitusi
Dua persamaan dengan dua bilangan anu
dapat diselesaikan dengan cara menyelesaikan terlebih dahulu sebuah persamaan untuk
salah satu bilangan anu, kemudian mensubstitusikannya ke dalam persamaan yang
lain.
Contoh : Carilah nilai variable- variable
x dan y dari dua persamaan berikut:
2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
untuk variabel x, diperoleh x = 23-4y
2x + 3y = 21
2(23 – 4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46
– 5y
= 21, 25 = 5y, y = 5
2.8.2
Cara
Eliminasi
Dua persamaan dengan dua bilangan anu
dapat diselesaikan dengan cara menghilangkan untuk sementara (mengeliminasi)
salah satu dari bilangan anu yang ada, sehingga dapat dihitung nilai dari
bilangan anu yang lain.
2.8.3
Cara
Determinan
Cara determinan bisa digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang
jumlahnya banyak. Determinan secara umum dilambangkan dengan notasi
vAda
2 persamaan :
ax + by = c
dx + ey = f
Penyelesaian
untuk x dan y dapat dilakukan :
Contoh :
2x + 3y = 21
dx + 4y
= 23
Penyelesaian
untuk x dan y dapat dilakukan :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Kemiringan (slope) dari fungsi
linier adalah sama dengan perubahan variabel terikat x dibagi dengan perubahan
dalam variabel bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan
dengan huruf m.
Dimana m =
=
b) Bentuk umum fungsi linear
adalah Y= a0+a1x di
mana a, tidak sama dengan nol.Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan-titik potong (slope-intercept).
c) Ada dua cara menentukan
persamaan garis. Diantaranya adalah Metode Dua Titik dan Metode Satu
Titik dan Satu Kemiringan.
d) Hubungan dua macam garis
lurus diantaranya adalah :
1. Berpotongan
2. Sejajar
3. Berimpit
4. Tegak lurus
e) Bentuk umum persamaan linear adalah y = a +bx, dimana a adalah
penggal garisnya pada sumbu vertical –y, sedangkan b adalah koefisian arah atau
lereng garis yang bersangkutan.
f)
Empat macam
cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linearantara lain :
1.
Cara
dwi- koordinat
2.
Cara
koordinat- lereng
3.
Cara
penggal- lereng
4.
Cara
dwi- penggal
g) Pencarian akar-akar
persamaan linear dapat dilakukan
melalui tiga macam cara yaitu:
1)
Cara
eliminasi
2)
Cara
subtitusi
3)
Cara
determinan
DAFTAR
RUJUKAN
Kalangi,
Josep Bintang. 2015. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
gambar garisnya kok gak ada ya
BalasHapusSaya ingin tahu apakah ada orang di sini yang mencari pemberi pinjaman positif untuk melaksanakan proyek atau kebutuhan finansial Anda? Saya merekomendasikan orang tersebut untuk menghubungi Tn. Pedro Jerome (pedroloanss@gmail.com Whatsapp +393510140339) yang telah membantu banyak pengusaha muda & tua di seluruh dunia untuk mendapatkan bantuan keuangan, jadi saya sangat yakin bahwa Tn. Pedro dapat membantu dengan layanan pinjaman suku bunga 2% kepada siapa pun di sini yang mencari pinjaman.
BalasHapusTerima kasih sekali lagi karena telah mengizinkan saya menulis di blog Anda. Saya yakin saya telah memberi Anda artikel yang benar-benar unik dan relevan sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca Anda.
Jika Anda tidak senang dengan catatan singkat saya, saya dengan hormat meminta maaf sebelumnya.
Salam Hormat Saya,
Anya Bennett.